Langsung ke konten utama

Sepotong Hati

(Sumber: id.pinterest.com)

Betapa egoisnya aku harus meninggalkan seseorang yang aku cintai demi membahagiakan seseorang yang aku sayangi. Mungkin, aku menjadi orang paling bodoh karena telah meninggalkanmu. Namun, aku menjadi orang paling egois jika tidak patuh mengikuti keinginan orangtuaku.

Aku yang selalu mencintaimu. Aku yang selalu membuatmu tertawa. Aku yang selalu memberikanmu hal-hal terbaik untuk dirimu. Berharap selalu bersama. Tapi nyatanya, aku harus kehilanganmu yang mencintaiku.

Memang benar, memaksakan diri untuk melupakanmu bukanlah hal yang baik. Tetapi aku harus belajar mengikhlaskan dirimu walau nyatanya pun sulit.

Melepaskan seseorang yang sangat kita cintai pun sakitnya seperti tertusuk ribuan jarum dan tentunya menyesakkan dada. Apalagi meninggalkannya bukan kemauan kita.

Terlalu berlebihan jika aku menyebutnya patah hati. Tetapi hilangnya sepotong hati membuatku menjadi seperti tak punya kebahagiaan yang nyata.

“Maaf, aku mencintaimu tapi harus ikhlas melepaskanmu.”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rindu Yang Belum Usai

(Sumber: id.pinterest.com) Siapapun juga tahu, jika tempat yang di singgahi pasti memiliki banyak cerita. Ada cerita yang tertinggal, menjadi kenangan, selalu tersimpan di memori otak kita bahkan akan ada yang menjadikannya pengalaman. Ingin bertemu dengan orang-orang terdekat saat dulu. Ingin bersama dengan orang-orang yang selalu menghabiskan waktu denganku. Ingin memutar waktu untuk kembali ke masalalu. Walaupun setiap orang bisa melupakan masalalu dengan move on, namun kebanyakan orang pernah mengalami fase dimana ia ingin singgah di masalalu tersebut. Ketika sudah rindu, biasanya ia akan mudah menguasai diri dan hati. Semuanya akan bercerita tentang rindu. Ketika kamu melangkah, rindu akan tetap ikut mengiringinya. Rindu adalah hal rumit yang tak pernah usai. Rindu bukan hanya perihal jarak. Rindu bisa jadi untuk seseorang yang selalu bersama setiap hari. Atau keadaan yang baru saja terjadi. Saat rindu datang, cairan bening dari mata turun membasahi pipi tanpa m...

Bukan Kamu

(Sumber: id.pinterest.com) "Hai, apa kabar?" Kalimat sederhana namun terasa sulit diucapkan. Terlebih pada orang-orang yang tak lagi terlihat. Seperti kamu. Mengenalmu adalah hal yang patut ku syukuri. Sosokmu mampu membuatku bahagia. Mampu membuatku merasa tenang. Mampu menularkan senyuman indah di tiap kesempatan. Namun, bertemu denganmu adalah hal yang ku sesalkan. Tidak pernah ku pikirkan sebelumnya. Bahwa perasaan cintaku kau remas hingga tak lagi berbentuk. Membencimu mungkin cara terbaik untuk saat ini. Dalam hidup, ada cerita yang baru dimulai tapi terpaksa harus berhenti. Ada yang sudah lama terjalin namun tak ada kepastian. Waktu memang kejam, ia tak memberi kesempatan panjang untuk hidup lebih lama bersamanya. Hidup memang tidak bisa dipaksakan. Segala upaya dilakukan untuk bersamamu, namun bukan kamu yang menjadi harapanku dan tetap saja aku kehilangan kewarasanku. Maaf, aku katakan ini; bahwa melepaskan bukan perihal mengucapkan selamat ...