Langsung ke konten utama

Semurni-murni Cinta


Kebaikan yang kita lakukan boleh jadi akan diuji nilai ketulusannya dengan tidak berbalasnya kebaikan itu di dunia.

Misal nih, ketika kita selalu berupaya memberikan segenap jiwa kita untuk berkontribusi dengan maksimal, mengerahkan seluruh kemampuan kita supaya bisa nolongin orang, sesusah atau seribet apapun kondisi kita saat itu, yang namanya orang minta tolong, tanpa mikir egoisme, kita akan langsung nolong orang itu.
Tapi di beberapa waktu kemudian kebaikan kebaikan kita itu diuji. Orang yang mati matian kita tolong tadi, yang kita sempetin se sempat sempatnya buat bantuin mereka, ternyata ketika kita yang butuh pertolongan, dia malah acuh dan pasang style lengah sampai pura pura tidak tau. Bahkan kalaupun mau nolongin, si mereka itu tiba tiba jadi slow respon dan males malesan.
Secara spontan, atas keegoisan serta tidak murninya kadar hati kita, mungkin kalimat pertama yang terucap adalah “dasar tidak tau diri, sudah ditolongin tapi pas orang butuh bantuan, malah gak mau nolongin”
Ya kan? Kalau gak, syukurlah. Hatimu mulia, kawan.
Maka hari ini, mari kita istighfar atas kalimat hina yang kita keluarkan untuk saudara kita sendiri. Mari kita istighfar atas kelalaian kita menjaga lisan juga atas ketidakmurnian amal sehingga berharap balasan justru dari manusia.
Ghufranaka Ya Rabb.. Segala kejadian telah Allah atur dengan sebaik baik rencana, dengan semurni murni cinta. Allah anugrahkan hikmah pada setiap kejadian, bagi hambaNya yang berfikir.
Bahwa apa? Bahwa semua ini agar kita mengambil pelajaran, sayang. Agar kita paham, berbuat bukan untuk dibalas manusia. Berbuat bukan untuk mengemis ngemis belas kasihan manusia. Berbuat itu murni untuk Allah. Agar Allah lihat kita, ridhoi kita dan Allah tanamkan cinta bagi penghuni langit untuk kita, meski kita tidak sedikitpun dikenal penduduk bumi.
Dan sungguh, hanya dari Allah sajalah kita sebaiknya berharap balasan. Kalaupun kita butuh sekali pertolongan, berharaplah hanya kepada Allah, agar Allah turunkan pertolongan bagi kita yang lemah ini. Kita yakin kan, bahwa Allah tidak akan pernah kehabisan ide untuk menolong kita?
Jangan mengharapkan pertolongan manusia. Sampai kiamatpun kita akan selalu kecewa. Atur ekspektasi kita agar hanya menjatuhkan harapan pada Dzat yang Tepat. Kalaupun pada akhirnya manusia menolong kita, percayalah sayang, itu cuma kebaikan Allah yang mengirimkan manusia untuk menolong kita, atau boleh jadi yang menolong kita itu bukan manusia tapi barisan barisan malaikat, dari Allah untuk kita :’)
Stay strong ya shalihah. Allah knows you very well 😆💪
#semangatPerbaikan
#menujuKitaMadani
#lessonOfTheDay

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sepotong Hati

(Sumber: id.pinterest.com) Betapa egoisnya aku harus meninggalkan seseorang yang aku cintai demi membahagiakan seseorang yang aku sayangi. Mungkin, aku menjadi orang paling bodoh karena telah meninggalkanmu. Namun, aku menjadi orang paling egois jika tidak patuh mengikuti keinginan orangtuaku. Aku yang selalu mencintaimu. Aku yang selalu membuatmu tertawa. Aku yang selalu memberikanmu hal-hal terbaik untuk dirimu. Berharap selalu bersama. Tapi nyatanya, aku harus kehilanganmu yang mencintaiku. Memang benar, memaksakan diri untuk melupakanmu bukanlah hal yang baik. Tetapi aku harus belajar mengikhlaskan dirimu walau nyatanya pun sulit. Melepaskan seseorang yang sangat kita cintai pun sakitnya seperti tertusuk ribuan jarum dan tentunya menyesakkan dada. Apalagi meninggalkannya bukan kemauan kita. Terlalu berlebihan jika aku menyebutnya patah hati. Tetapi hilangnya sepotong hati membuatku menjadi seperti tak punya kebahagiaan yang nyata. “Maaf, aku mencintaimu t...

Bukan Kamu

(Sumber: id.pinterest.com) "Hai, apa kabar?" Kalimat sederhana namun terasa sulit diucapkan. Terlebih pada orang-orang yang tak lagi terlihat. Seperti kamu. Mengenalmu adalah hal yang patut ku syukuri. Sosokmu mampu membuatku bahagia. Mampu membuatku merasa tenang. Mampu menularkan senyuman indah di tiap kesempatan. Namun, bertemu denganmu adalah hal yang ku sesalkan. Tidak pernah ku pikirkan sebelumnya. Bahwa perasaan cintaku kau remas hingga tak lagi berbentuk. Membencimu mungkin cara terbaik untuk saat ini. Dalam hidup, ada cerita yang baru dimulai tapi terpaksa harus berhenti. Ada yang sudah lama terjalin namun tak ada kepastian. Waktu memang kejam, ia tak memberi kesempatan panjang untuk hidup lebih lama bersamanya. Hidup memang tidak bisa dipaksakan. Segala upaya dilakukan untuk bersamamu, namun bukan kamu yang menjadi harapanku dan tetap saja aku kehilangan kewarasanku. Maaf, aku katakan ini; bahwa melepaskan bukan perihal mengucapkan selamat ...

Pesan

(Sumber: id.pinterest.com) Aku menuliskan ini bersama beberapa rasa yang sedang mengusik ruang kepalaku. Entah bagaimana bisa aku merekam dengan jelas dirimu dalam pikiranku. Saat ku pejamkan mata, bayanganmu selalu hadir. Menari-nari indah dalam ilusiku. Tanpa permisi kamu masuk ruang lingkup hatiku bersama gejolak perasaan yang membuncah. Ingin ku beritahu, tapi ku terlalu malu untuk memberitahumu. “Aku merindukanmu.” Bolehkah ku berharap agar kita dipertemukan kembali? Aku menanti sebuah keajaiban dari Tuhan untukku. Aku berharap dapat menciptakan kisah manis sewaktu dulu. Aku juga berharap agar waktu berhenti saja ketika aku sudah bersamanya. Apa aku berlebihan meminta semua itu pada Tuhan? Aku teringat semua kenangan kita. Ada banyak yang telah kita lalui. Suka duka sudah kita nikmati bersama. Asam manis dan pahitnya sudah kita rasakan. Bolehkah aku tetap tinggal di hatimu? Aku ingin terus bersamamu. Aku ingin langkah kakimu selalu pulang kepadaku. Aku juga ingin ...